Pages

Rabu, 25 Desember 2013

Kisah Perjalanan Karir ‘LAST CHILD’



    Lahir di timur Jakarta pada awal tahun 2006 silam, Last Child terbentuk dari trio Virgoun (24, vokal & gitar), Dimas (22, bass & vokal), dan Ari (23, drum). Mereka memutuskan untuk mewujudkan sebuah Impian mereka tuk menjadi sebuah musisi sukses sebagai mana anak band pada umumnya,awal impian tersebut bermula pada tanggal 16 Januari 2006 yang bermula dari sebuah audisi yang diadakan oleh salah satu SMA di Jakarta untuk mengisi sebuah acara pentas seni yang akhirnya grub band tersebut di beri nama “LAST CHILD“ alasan mereka memberi nama band dengan Last Child pun sangat beralasan di karenakan ketiga personil tersebut adalah anak paling akhir ataupun anak paling kecil di tiap keluarganya, namun karena kenekatannya tersebut band last child ini yang masih bermodal sebuah lagu dan satu kali latihan, masih belum berbuah manis dari hasil kenekatan mereka mengikuti audisi di SMA tersebut.
    Dan dari Kegagalan ini mereka jadikan sebagai acuan dan menjadi pendorong semangat mereka bertiga untuk lebih serius menekuni profesi pemusik, mereka terus menekuni dunia hiburan tersebut setapak demi setapak. Akhirnya para personil Last Child Virgoun (gitar & vokal), Dhimaz (bas & vokal) dan Ceper (drum) mulai membuat konsep untuk materi lagu-lagu Last Child berdasarkan selera musik mereka masing-masing yang banyak terpengaruh oleh genre emo, punk, pop dan post-punk. Bermodalkan konsep musik yang lebih terarah mereka mematangkan segala yang ada pada tiap karya mereka dari panggung satu ke panggung musik  yang lain.
    Tak terasa, nama mereka mulai terdengar akrab di kalangan anak muda dan jumlah penggemar mereka lama kelamaan bertumbuh semakin besar. Sampai pada puncaknya, saat manggung di acara ultah salah satu distro di bilangan Jakarta Timur, mereka bertiga terhenyak dengan sambutan penonton yang sudah begitu mengenal mereka, sampai-sampai hafal dengan lirik lagu-lagu Last Child. Sambutan yang membanggakan ini akhirnya menjadi motivasi utama untuk merilis debut album Last Child. Album perdana bertitel sama dengan nama band yang rencananya akan diluncurkan pertengahan bulan Agustus 2008 ini berisi semua hits yang sering mereka bawakan selama mereka manggung. Selain pengaruh musik punk, pop dan post punk dan emo yang kental, album ini juga banyak memasukkan unsur harmonik dari synthesizer. Seorang additional dipercaya untuk mengisi posisi ini yang kurang .
    



Di tahum 2009, mereka sepakat untuk merekrut seorang gitaris yang bernama “Yodie” untuk menggantikan posisi pemain synthesizer. Dua tahun adalah waktu yang relatif singkat bagi sebuah band untuk merintis karir. Namun dalam rentang waktu tersebut, Last Child telah melalui perjalanan yang cukup berwarna. Panggung musik demi panggung musik yang mereka ikuti memberikan begitu banyak pengalaman berharga. Kesuksesan, diiringi beberapa kegagalan, menjadi motivator yang ampuh. Konsep bermusik yang unik, kekompakan para personil serta dukungan penggemar yang terorganisir – sampai-sampai para fans ini punya julukan tersendiri: “Lastfriends” – menjadi modal utama bagi Last Child untuk menapakkan kaki mereka di industri musik, dengan harapan apa yang mereka tawarkan dapat diterima dengan baik oleh para penggemar musik di Indonesia atau bahkan dunia internasional.


    Kabar mencengangkan datang dari Last Child. Band pop punk asal Jakarta ini mendadak mengumumkan jika Yodi sang gitaris resmi mengundurkan diri dari band dan nggak jalan bareng lagi dengan personil yang tersisa, Virgoun (vokal, gitar), Ary (drum) dan Dhimaz (bass). Melalui akun Twitter para personil Rabu (6/4) pagi tadi, Yodi mengundurkan diri akibat ingin fokus dengan pendidikannya. “Resmi hari ini Yodie resign dari Last Child. Nggak ada permasalahan atau konfilk dari dalam LC sendiri. Yodie memutuskan resign memang karena ingin fokus ke pendidikannya. Sebenarnya sangat disayangkan, tetapi ini keputusan bersama dan  kami tetap berjalan dengan hubungan yang baik,” ujar Virgoun sang vokalis kepada Hai Online.
Biarpun cukup kehilangan, untuk saat ini Last Child memutuskan untuk kembali berjalan bertiga seperti layaknya di perjalanan awal mereka.
“Jelas kehilangan pastinya. Kami lebih kehilangan dim omen-momen pas kita jalan atau hang out berempat. Sejauh ini keputusan masih akan berjalan bertiga kok. Seperti di awal aja,” tambahnya lagi. 


Last Child mengalami beberapa kali pergantian personil. Ari dan Yodi keluar dari band, sehingga formasi terakhir saat mereka menggarap album studio pertama mereka tahun 2012 adalah Virgoun (vokal & gitar), Dimas (bass & vokal), Mamie (gitar), dan Ipank Rizki (drum).
Setelah merilis mini album Grow Up secara swadaya pada tahun 2007, kemudian pada 2009, di bawah bendera Fake Records mereka unjuk gigi dengan album berjudul Everything We Are Everything. Album ini melahirkan single hits Diary Depresiku, Pedih, dan Kembali.
Hingga April 2010, tercatat lebih dari 110,000 orang Last Friends, sebutan untuk fans mereka, secara rutin berinteraksi di www.facebook.com/lastchild. Dan berkat kesetiaan Last Friends pula, RBT Last Child dari album Everything We Are Everything, menembus angka lebih dari 300,000 download. Sungguh sebuah angka yang fenomenal bagi sebuah band indie yang belum terlalu dikenal oleh masyarakat luas.
Di bawah naungan label Dr. M, lagu Diary Depresiku kemudian dimastering ulang oleh Jemi Sitanayah, MMus (Mastering of Music, sound engineering), jebolan Berklee College of Music, USA.
Setelah sukses dengan single Diary Depresiku, Pedih, dan Percayalah itu, Last Child kemudian merilis album Our Biggest Thing Ever, di bawah label Dr. M. Album ini merupakan studio perdana Last Child yang dirilis pada 25 Januari 2012. Dalam album ini, mereka juga merangkul Giselle, salah satu jebolan Indonesian Idol di lagu Seluruh Nafas Ini.
Last Child juga merangkul Ashilla Zee untuk beberapa live perform acara yang diadakan oleh beberapa stasiun televisi dalam lagu Seluruh Nafas Ini.


Album Last Child :
 

  • GROW UP (2007)
1. Kita Tunjukkan
2. Anak Kecil
3. Diary Depresiku
4. Never will I
5. Dendam
6. Selly Punker
7. If I Could Fly
8. Memories of You
9. Pedih
10. So’ njum
11. Diary Depresiku (acoustic version)

  • EVERYTHING WE ARE EVERYTHING (2008)
1. Anak Kecil
2. Diary Depresiku
3. Selly Punker
4. If I Could Fly
5. Memories of You
6. Kembali
7. Pedih
8. Penantian
9. Lagu Terakhir Untukmu

  •  OUR BIGGEST THING EVER (2012)
1.    Sadarkan Aku
2.    Cinta Semestinya
3.    Rindumu Disana
4.    Seluruh Nafas Ini (feat. Giselle)
5.    Percayalah (versi baru)
6.    Sekuat Hatimu
7.    Teringat Apa Yang Kau Berikan
8.    Jalan Lain Ke Hatimu
9.    Indahkah Perbedaan
10.    Terima Kasih
11.    Seharusnya
12.    Pedih (versi baru) (Bonus Track)
13.    Percayalah (Bonus Track)

SINGLE
•    Kembali (Selalu) (2009)
•    Diary Depresiku (2010)
•    Pedih (2011)
•    Percayalah (2011)
•    Seluruh Nafas Ini feat. Giselle (2011)
•    Sekuat Hatimu (2012)
•    Indahkah Perbedaan (2012)
•    Seharusnya (2013)
•    Tak Pernah Ternilai (2013)
Video Klip
•    Diary Depresiku  - Everything We are Everything
•    Pedih – Our Biggest Thing Ever
•    Percayalah – Our Biggest Thing Ever
•    Seluruh Nafas Ini Feat Giselle – Our Biggest Thing Ever
Performa Lainnya
•    Seluruh Nafas Ini feat Ashlla Zee
Penghargaan
•    Indigo Digital Music Awards 2011 : Best Indie
•    Dahsyatnya Awards 2012: Pendatang Baru Terdahsyat
•    Nominasi SCTV Music Awards 2012 : Album Pop Duo/Group Ngetop, Vokalis Band Favorit, dan Pemain Bass Favorit
•    Dan mungkin Mash Banyak Lagu :-)

0 komentar:

Posting Komentar

 

(c)2009 Choirun Nisak. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger